Andalan

Buletin Mozaik: Mengolah Kesehatan Mental di Kala Pandemi

sumber: arsip HIMA PBSI

BULETIN MOZAIK HIMA PBSI UNY

Buletin Mozaik adalah buletin HIMA PBSI UNY yang hadir untuk memberikan informasi mengenai kegiatan HIMA PBSI, karya-karya mahasiswa PBSI, dan informasi lainnya. Buletin Mozaik edisi kedua ini hadir dengan tema Mengolah Kesehatan Mental di Kala Pandemi.


Penasaran dengan rubrik-rubrik Buletinnya? yuk, cek di link berikut ini:
https://bit.ly/BuletinMozaik2

Terima kasih 🌻

Resensi Novel, Laut Pasang 1994 Karya Lilpudu

Oleh: Niken Yuni Astuti

A. Identitas Novel 

Judul Novel: Laut Pasang, 1994.
Pengarang: Lilpudu
Penerbit: Akad x Tekad
ISBN: 978-623-5953-36-6
Tebal: 320 halaman

B. Sinopsis Novel

Novel Laut Pasang, 1994 merupakan salah satu karya terbitan Akad X Tekad dari penulis Airinda Nanda Suryadi yang biasa dikenal dengan nama pena Lilpudu. Novel ini pertama kali diunggah melalui platform Wattpad dan mendapat sambutan hangat dari para pembaca. Kesuksesan Lilpudu dalam menarik para pembaca melalui karya-karyanya dapat dibuktikan dengan jumlah pengikut akun Wattpad-nya yang mencapai 52 ribu. Sementara itu, novel Laut Pasang 1994 merupakan salah satu novel yang terinspirasi dari peristiwa tsunami yang melanda Banyuwangi, Jawa Timur pada tahun 1994. Latar yang digunakan dalam novel ini berlatar pada tahun 1988.

Novel Laut Pasang 1994 menceritakan tentang kehidupan keluarga Purnomo yang terdiri dari Purnomo-Bapak, Ratna-Ibu, Simbah, beserta ketujuh anaknya yakni Khalid, Nadi, Dewangga, Apta, Esa, Dipa, Windu, serta ayam jantan kesayangan yang diberi nama Hartono. Keluarga pada novel ini digambarkan sederhana akan tetapi hangat, namun di balik semua itu, Ratna sang Ibu ternyata menyimpan derita dan luka yang amat mendalam, diam-diam ia menahan sesak mengetahui Purnomo suaminya main wanita dan minum-minum alkohol disaat semua orang tertidur lelap. Ibu tak dapat melawan ataupun menegur keras perbuatan bapak karena dirinya merasa menjadi beban karena sakit TBC yang diidap. Dengan tubuhnya yang ringkih dan penyakitnya sering kambuh, Ibu tidak bisa memaksakan bapak untuk terus bersamanya. Meskipun bapak main wanita, minum-minum, dan suka berjudi di tongkrongan bersama temannya, di hati bapak hanyalah ada satu nama yakni Ibu. Sebejat-bejatnya Purnomo, ia merupakan suami dan seorang Bapak yang bertanggung jawab, besar cintanya kepada keluarga tak tertandingi melebihi apapun. Akan tetapi, ibu nampaknya mulai menyerah dan kalah dengan penyakit yang dideritanya.

Kehancuran keluarga Purnomo mulai menghampiri keluarga mereka. Tak ada yang bisa hidup dengan keikhlasan. Mereka harus merelakan kepergian Ratna, sang anak, istri sekaligus ibu bagi ketujuh anak laki-lakinya. Semua orang terpukul, tak terkecuali Bapak yang benar-benar kehilangan belahan jiwanya. Sikapnya yang dulu lemah lembut berubah menjadi kasar dan sering mabuk. Perubahan itu terasa begitu cepat, bahkan belum sepuluh hari sejak kepergian sang ibu. Anak-anak mereka pun merasakan keanehan dari bapak yang kini terasa seperti orang yang sama sekali berbeda. Namun, meski begitu, ibu meninggalkan pesan kepada ketujuh anak laki-laki agar tetap menyayangi bapak mereka. Tak peduli seburuk apapun perilakunya. Tak terasa enam tahun sejak kepergian ibu, mereka mencoba hidup meskipun ada kekosongan di hati masing-masing anggota keluarga. Bapak yang semakin larut dalam kesedihan yang menjadikan alkohol seakan-akan menjadi teman kesehariannya meskipun pada akhirnya ia akan terus teringat dengan sosok Ibu. Khalid, anak pertama yang tumbuh menggantikan sosok Bapak dan Ibu bagi keenam adik-adiknya yakni, Dewangga, Nadi, Apta, Esa, Dipa, dan Windu. Ketujuh raga itu berusaha untuk saling menguatkan satu sama lain. Simbah berusaha keras untuk menghubungkan kembali kebahagiaan antara menantu dan cucunya, meskipun ia tetap kalah melawan keadaan. Mereka sama-sama terluka, namun tidak tahu bagaimana cara menyembuhkan luka dari masing-masing jiwa. Bapak jarang pulang setelah ibu pergi. Ia hanya akan pulang ketika emosinya tengah meluap-meluap, menumpahkan seluruh emosinya dengan memukul dan memarahi anak-anaknya. Tak terkecuali Apta, anak keempatnya yang selalu menjadi sasaran empuk pukulan dari tangannya. Apta tumbuh menjadi anak yang suka bertengkar di sekolah. Sifat nakal ini bukan tanpa alasan. Ia ingin terlihat di mata Bapak meskipun banyak sekali torehan luka yang diberikan bapak. Senakal-nakalnya Apta, ia memiliki tujuan hidup membuat bapak bangga yang dibuktikan dengan nilai rapotnya yang tidak ada yang kosong meskipun harus menyalin tugas dari temannya.

Puncaknya, Apta begitu kecewa saat memergoki Bapak yang tengah minum-minum bersama wanita lain. Apakah sebegitu terpukulnya hingga Bapak melakukan semua ini untuk melampiaskan kesedihannya? Bapak mulai merenungi perbuatannya. Ia menyadari bahwa selama ini ia telah menorehkan luka begitu mendalam bagi ketujuh anaknya. Menganggap dirinya paling terluka, namun ia tidak menyadari bahwa ketujuh anaknya juga sama terlukanya. Bapak seolah mendapatkan tamparan keras atas apa yang telah diperbuat selama ini. Ia juga merenungi perkataan temannya. Pak Surya yang begitu emosi, tak terima melihat perbuatan yang dilakukan bapak kepada Apta. Bapak ingat betul setiap kalimat yang diucapkan sahabatnya itu selalu menusuk tepat di ulu hatinya. Ia menceritakan bahwa dulu Apta datang dengan semangatnya untuk mencari bapak karena bapak tak pernah pulang semenjak ibu sudah tiada. Namun dengan kasarnya ia memukul Apta tanpa ampun akibat pengaruh alkohol. Ketujuh anaknya tahu tentang sakit yang ia rasakan? Mereka hanya butuh sosok bapak yang telah lama hilang untuk bersama-sama sembuh dan ikhlas.

Malam itu, Bapak bertekad untuk memperbaiki semuanya. Dengan menurunkan ego dan gengsinya ia berjalan dengan langkah penuh pertimbangan menuju rumah yang selama ini ia tinggalkan. Rumah yang dulu membuatnya hangat, rumah yang selalu ramai, dan rumah yang membuatnya bahagia. Rumah itu masih sama, kebahagian itu juga masih ada meskipun sosok Ratna telah pergi. Ketujuh anak laki-lakinya itu berusaha bertahan hidup satu sama lain. Obat yang ia cari selama ini adalah rumah ini, Simbah, Apta, Windu, Nadi, Dewangga, Khalid, Esa dan Dipa. Berdamai dengan keadaan dan mengikhlaskan merupakan obat paling manjur sekaligus sebagai penenang. Hal ini dikarenakan bagaimanapun setiap insan yang ada di dunia ini akan kembali kepada-Nya. Bapak mulai menata kembali kehidupan yang telah lama hilang. Namun, ternyata kebahagian itu hanya sebentar. Sebuah bencana besar yang menghantam Banyuwangi pada saat itu. Tanah berguncang hebat, menghancurkan semua yang ada di sana. Air laut semakin naik ke daratan. Terdengar teriakan orang memanggil anaknya, memanggil orang tuanya, memanggil kakaknya, memanggil adiknya, memanggil tetangganya. Suara itu tak membuat Apta lengah dan berlari masuk ke dalam rumah untuk mencari simbah yang masih berada di dalam. Simbah terlalu tua dan rapuh untuk bisa dijalankan oleh tubuh lemahnya. Simbah tidak mau merepotkan siapapun lagi. Simbah lebih memilih menyendiri daripada melihat cucu-cucunya dalam kesulitan berusaha menolongnya, namun tidak ada gunanya sama sekali. Kejadian itu sangat cepat, tubuh mereka tak ada yang selamat terhempas air laut dengan sangat kuat.

Tahun 1994 menjadi tahun yang paling menyakitkan bagi Bapak. Bahkan warga kampung. Kejadian yang sangat cepat dan tak disangka kehadirannya, merenggut banyak sekali senyuman dan kebahagiaan. Air laut dengan ganasnya meluluhlantakkan semuanya. Bapak seakan-akan dicambuk oleh takdir, ia yang keras kepala dan egois mendapat balasan atas semua perbuatannya selama ini. Entah ini sebuah keberuntungan atau justru kesialan, bapak berhasil selamat dari peristiwa itu ketika sebuah tiang besar menjadi tumpuan menyelamatkan tubuhnya. Meskipun bapak bersusah payah meneriaki satu persatu nama ketujuh anaknya yang terseret air malam itu, tak ada satupun dari mereka yang kembali pulang. Bapak benar-benar terpukul dan sangat menyesal karena belum sempat meminta maaf pada mereka.

C. Identitas Penulis

Airinda Nanda Suryadi, atau yang lebih sering dipanggil Lilpudu, Kak Lil, Teh Rin, atau Airin ini adalah gadis kelahiran akhir Januari, 21 tahun yang lalu. Tepatnya 22 Januari 2003. Airin hobi menulis cerita fiksi, selain itu ia mempunyai hobi melukis dan menggambar. Di sela-sela waktu senggangnya, gadis itu kerap menghabiskan waktu dengan menulis cerita, mendengarkan lagu, melukis, dan menonton drama/film. Sejak tahun 2018, Airin telah mulai menulis cerita fiksi di platform Wattpad dengan nama akun @lilpudu, namun sejak tahun 2020 hingga sekarang, minatnya beralih ke arah menulis cerita-cerita yang menyayat hati dan sedih.

D. Kelebihan

Novel Laut Pasangan 1994 memiliki kelebihan yakni mengangkat kejadian nyata, tragedi tsunami 1994 silam. Hal ini menjadi kelebihan yang mendalam dan mampu memikat pembaca. Dengan mengangkat tragedi tsunami 1994, novel ini memperlihatkan kedalaman emosional yang mampu memengaruhi pembaca secara mendalam. Ketika membaca cerita tentang kehilangan, kesedihan, dan perjuangan para korban, pembaca akan terhubung secara emosional dengan karakter-karakter dalam novel. Hal ini menciptakan pengalaman membaca yang sangat memikat dan memungkinkan pembaca untuk merasakan intensitas peristiwa tersebut. Novel Laut Pasang 1994 menonjolkan nilai-nilai persaudaraan dan kehangatan keluarga Purnomo dengan berbagai permasalahan yang dimunculkan serta jalinan hubungan antar karakter yang kuat dan solidaritas yang timbul di antara mereka, memikat  pembaca dengan menyuguhkan penggambaran melalui teks narasi yang menginspirasi tentang bagaimana persatuan dan dukungan keluarga dapat mengatasi cobaan yang paling berat sekalipun. Menuju bab puncak, novel ini  menonjolkan penggambaran penyesalan yang muncul dan dirasakan oleh tokoh. Hal ini memberikan ruang bagi pembaca untuk merenungkan keputusan-keputusan yang telah dibuat dalam hidup mereka. Penggambaran karakter tokoh baik serta kehadiran penyesalan yang mendalam memberikan pembaca berkesempatan untuk belajar dari kesalahan dan membuat keputusan yang lebih bijaksana di masa depan. Hal ini menciptakan kedalaman psikologis dalam novel dan memungkinkan pembaca untuk meresapi pesan moral yang tersirat. Dengan memadukan kejadian nyata yang dramatis, jalinan hubungan keluarga yang erat, dan tema penyesalan yang mendalam. Novel ini tidak hanya memikat pembaca dengan cerita yang kuat, tetapi juga memberikan pelajaran moral yang berharga.

E. Kekurangan

Kelebihan yang dimunculkan novel Laut Pasang 1994 tak luput dari beberapa kekurangan, yakni berupa kehadiran halaman yang dicetak ulang pada dua bab terakhir sehingga sedikit mengganggu karena membaca lebih dari sekali bagian yang sama lagi yang dapat mengurangi ketertarikan mereka terhadap cerita. Penggunaan latar waktu yang sedikit membingungkan membuat pembaca kesulitan untuk mengikuti kronologi cerita. Tak hanya penggunaan latar waktu saja, akan tetapi penggunaan alur maju dan mundur yang dirasa kurang konsisten sehingga menyebabkan pembaca beberapa kali mengalami kebingungan dalam memahami alur yang tengah diterapkan. Ketika penggunaan alur maju mundur dalam cerita yang terus-menerus melompat dari masa lalu ke masa sekarang tanpa pola yang jelas, pembaca sedikit mengalami kesulitan dalam mengikuti perkembangan karakter dan jalan cerita secara efektif.

F. Amanat

Amanat yang dapat diambil dari novel Laut Pasang 1994 karya Lilpudu mengajarkan bahwa keluarga memiliki arti yang sangat penting dalam kehidupan. Kehilangan seseorang yang paling dicintai merupakan kesedihan yang paling mendalam, namun hidup harus tetap berlanjut karena masih ada orang di sekitar yang membutuhkan kita. Kasih sayang dan persaudaraan yang kuat adalah hal-hal yang patut ditekankan, karena dalam kebersamaan itulah seseorang akan menemukan kekuatan dalam menghadapi cobaan. Penyesalan selalu datang terakhir. Oleh karena itu, hidup haruslah memberi kebermanfaatan dan harus menghargai setiap momen yang kita miliki untuk tidak menyia-nyiakannya. Hal ini dikarenakan setiap manusia tak akan pernah tahu apa yang akan terjadi nantinya, untuk itu teruslah hidup. Hidup dengan penuh kesadaran dan keberanian, karena takdir hanya Tuhan yang tahu.

|| Niken Yuni Astuti || PBSI A 2022 ||

Niken Yuni Astuti, atau yang lebih sering dipanggil Niken, Nikenzie, Kenyun, atau Achi. Merupakan gadis pecinta drama korea, berbagai genre drama pernah ia jelajahi. Memiliki hobi Horizontal body battery-saving mode alias rebahan alih-alih berkegiatan diluar. Selain hobi rebahan dirinya juga suka kucing dan suka membaca novel bergenre angst untuk menumpahkan emosinya. Kalian dapat menjumpai manusia ini di Instagram @nikenyn___ selamat berkenalan!

PeremPuan

Oleh: Apriliya Dita Churniawati

Sumber: Akun X, @4maoshojos

Saya peremPuan kehilangan minat sebagai ibu,
dan tak ingin mencicipi manis madu.
Saya peremPuan tidak percaya cinta,
untuk itu tidak ingin bercinta.
Salah seorang menyatakan bahwa cinta itu eksplanasi.
Persetan dengan cinta dan segala tetek bengeknya,
Cinta tidak lebih dari abstrak, semu, menakutkan, dan kosong.
Bagimana bentuk, bagaimana dilahirkan.
Cinta dan PeremPuan.

|| Apriliya Dita Churniawati || PBSI A 2022 ||

Holaa, Dita disini.
Perkenalkan aku Apriliya Dita Churniawati dari PBSI A 2022, untuk hobi sendiri yaitu menyelam di lautan imajinasi. @aliyyadc_

PeremPuan

Oleh: Apriliya Dita Churniawati

Sumber: Aplikasi X

Saya peremPuan kehilangan minat sebagai ibu,
dan tak ingin mencicipi manis madu.
Saya peremPuan tidak percaya cinta,
untuk itu tidak ingin bercinta.
Salah seorang menyatakan bahwa cinta itu eksplanasi.
Persetan dengan cinta dan segala tetek bengeknya,
Cinta tidak lebih dari abstrak, semu, menakutkan, dan kosong.
Bagimana bentuk, bagaimana dilahirkan.
Cinta dan PeremPuan.

|| Apriliya Dita Churniawati || PBSI A 2022 ||

Holaa, Dita disini.
Perkenalkan aku Apriliya Dita Churniawati dari PBSI A 2022, untuk hobi sendiri yaitu menyelam di lautan imajinasi. @aliyyadc_

Tantangan Kesehatan Mental di Era Modern: Implikasi bagi Individu dengan Gangguan Mental

Oleh: Esty Destina

Kesehatan menjadi faktor penting untuk bertahan hidup di era modern. Hal itu dikarenakan kesehatan menjadi acuan utama seseorang untuk memahami betapa pentingnya kesehatan mental. Seseorang dikatakan memiliki kesehatan yang baik apabila memiliki mental yang baik pula. Era sekarang ini, kesehatan mental harus dijaga dikarenakan banyak sekali gangguan yang menyebabkan mental kita terganggu.

Kesehatan mental adalah suatu kondisi seseorang yang memungkinkan berkembangnya semua aspek perkembangan dalam diri, sehingga mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya (Fakhriyani, 2019). Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika perasaan batin yang kita miliki berada dalam keadaan damai, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari (Oktariani, 2021). Hal tersebut dapat dipicu dengan cara pengambilan keputusan yang baik, dapat memanajemen waktu, dan dapat berhubungan baik dengan orang lain.

Sekitar abad ke-20, kajian tentang kesehatan mental sudah berkembang mengikuti era. Indonesia sendiri sudah membentuk badan untuk penanganan masalah gangguan mental seperti Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang memantau perkembangan kesehatan di Indonesia. Berdasarkan laporan Riskesdas 2013 di Indonesia, penduduk yang mengalami gangguan mental emosional berumur 15 tahun ke atas secara nasional adalah 6,0%.

Menurut WHO, gangguan mental terdiri dari berbagai gejala. Gejala tersebut misalnya bipolar, demensia, skizofrenia, depresi, cacat intelektual, gangguan karena penyalahgunaan narkoba, cacat intelektual, dan autisme. Meskipun begitu, gangguan mental sendiri bisa berasal dari lingkungan keluarga maupun masyarakat. Gangguan mental bisa juga berasal dari stigma negatif di lingkungan masyarakat seperti bahan pembicaraan negatif yang memungkinkan korban merasakan hal yang berbeda di lingkungannya. Hal itu bisa membuat penderita mengurung diri dari suasana lingkungan luar dan tidak mau bersosialisasi dengan orang lain.

Gangguan mental yang serius seperti menyakiti diri sendiri (self harm) maupun orang lain adalah hal yang cukup ekstrem. Hal itu dilakukan penderita karena merasa tertekan dalam hidupnya dan tidak ada orang yang bisa memahaminya. Penderita berniat melakukan tindak kekerasan seperti bunuh diri atau menyakiti orang sekitarnya. Biasanya penderita yang mengalami hal ini memikirkan bahwa masalahnya akan selesai dengan bunuh diri. Padahal pemikiran tersebut salah besar, tidak ada yang selesai jika dikaitkan dengan kekerasan fisik maupun non-fisik.

Menurut hasil survey I-NAMHS 2022 yang mengukur angka gangguan mental pada remaja 10-17 tahun di Indonesia, survey menunjukkan bahwa satu dari dua puluh remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan. Hal itu setara dengan 15,5 juta dan 2,45 juta remaja yang terdiagnosis dengan gangguan mental. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa gangguan kecemasan paling banyak diderita oleh remaja dengan persentase sebesar 3,7%.

Terbukti jika gangguan mental menjadi masalah yang sangat serius karena bisa menurunkan kadar produktivitas dalam diri seseorang. Hal ini terdapat pada riset yang menunjukkan bahwa angka gangguan mental mengalami kenaikan terkait masalah kesehatan di Indonesia. Masyarakat harus sadar akan pentingnya kesehatan mental ini karena gangguan mental sangat berhubungan dengan aktivitas produktif seseorang yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Gangguan mental dapat berubah seiring waktu mengikuti situasi yang ada. Misalnya tekanan dari pihak manapun yang dapat memunculkan gangguan mental. Tidak semua orang bisa memahami penderita gangguan mental jika mereka belum merasakannya. Hal ini menjadi bahan untuk kita untuk saling mendukung satu sama lain agar terhindar dari gangguan mental yang dapat merusak diri sendiri maupun orang lain.

Penderita gangguan mental hendaknya tidak boleh dikucilkan dan dijauhi, karena hal tersebut bisa menjadi pemikiran negatif bagi si penderita gangguan mental. Keadaan itu biasanya menyebabkan mental penderita semakin buruk karena sulit untuk menyaring komentar negatif dari dalam masyarakat. Penanganan masalah gangguan mental hendaknya dioptimalkan sebagai langkah awal perbaikan situasi masalah kesehatan mental di Indonesia. Melakukan sosialisasi merupakan langkah awal untuk menangani masalah gangguan mental yang selama ini masih menjadi stigma negatif.

Kesadaran kesehatan mental perlu ditanamkan dari dalam diri sendiri dengan melakukan kegiatan produktif yang positif sehingga bisa mengalihkan pikiran dari gangguan kesehatan. Akan tetapi, bukan hal itu saja yang perlu dilakukan, kita juga harus menemukan cara untuk menangani stress, lalu jangan memendam stres sendiri. Hal ini dikarenakan bisa memperburuk keadaan. Ketika seseorang memendam masalahnya sendiri dan tidak terbuka dengan orang lain. Saat itulah stres akan berkembang dalam pikirannya. Hal tersebut membuat seseorang semakin khawatir dengan hal yang mungkin belum terjadi.

Kita harus mempunyai tiga komponen mencapai mental sehat. Komponen yang pertama adalah emosional. Emosional dalam hal ini berarti kita bisa merasakan kebahagiaan, memiliki minat yang kita sukai, maupun kepuasan dalam hal tertentu. Hal itu bisa mengurangi tingkat stress dalam diri. Kedua yaitu psikologis, dengan hal ini berarti kita bisa menyukai atau menerima semua sisi kepribadian yang kita miliki, dapat bertanggung jawab dengan hal yang kita lakukan, dan memiliki hubungan yang baik dengan orang lain. Ketiga adalah sosial, yang dimaksud sosial dalam hal ini adalah terlihat dalam suatu kegiatan terhadap masyarakat dengan aktivitas produktif, lalu percaya bahwa masyarakat adalah tempat yang baik jika kita berpikiran positif.

Pada kesimpulannya, kesehatan mental harus kita tegakkan agar tidak terjadi kasus yang lebih parah lagi. Hal itu bisa diatasi dengan melakukan sosialisasi, penyuluhan, maupun seminar motivasi agar dapat menambah pemikiran terbuka masyarakat untuk dapat menjaga kesehatan mental. Hal itu juga diikuti dengan pola aktivitas produktif di era modern ini dengan hal yang positif sehingga dapat mengurangi peningkatan penderita gangguan mental. Hal ini dikarenakan mental yang baik berasal dari dalam diri. Kita yang menentukan bagaimana kita bisa mengatur kesehatan mental agar tetap terjaga meskipun masih dalam kegiatan yang produktif.

|| Esty Destina || PBSI A 2023 ||

Haloo! Perkenalkan namaku Esty Destina. Penggemar film horor, cat lovers, dan suka menggambar abstrak. Ayo berteman di instagram @estydestina. Terima kasih, jangan lupa jaga kesehatan diri!

Hujan di Kala Senja

Oleh: Fea Putra

Sumber: Media Ajaib A.I Canva

Sebuah kisah hidup yang penuh dengan penyesalan.
Walaupun telah berlalu, sangat sulit tuk dilupakan.
Luka batin yang tak kan pernah hilang begitu saja.

Hujan deras di kala senja, aku mengingat paras dirinya saat terakhir kali kita bertemu. Tampak rupawan dengan kucir dan poni istimewanya yang sangat ikonis.

Alangkah baiknya aku tak mengingat hal itu. Apalah dayaku, terlanjur nasib yang tak dapat dicegah dengan mudah. Sekejap saja, terlintas di benakku tentang dirinya.

Cukup egois memutuskan hal penting tanpa pikir panjang dengan konsekuensi yang tak dapat dipertimbangkan. Aku ingat betul saat dirinya menangis, lalu lari begitu saja tanpa mengucap sepatah kata pun.

“Hujannya deras ya?”

Mungkin itu kalimat terakhir yang aku dengar darinya.

Sejak saat itu, aku mulai menyukai hujan. Aku juga belum membaca surat yang telah ia berikan padaku. Amplop kecil dengan stiker berbentuk hati yang masih tergeletak di dalam laci mejaku.

Hujan deras di kala senja.

Diriku berpikir—apakah saat ini dirinya sedang menemaniku.

Ah, baiklah. Aku percaya itu adalah dirinya. Mungkin, saat ini adalah takdir yang sedang menyamar, sebuah benang merah yang saling terhubung satu sama lain. Terhubung dengan dunia yang berbeda melalui hujan.

Sekarang butiran hujan jatuh menyerbu sekujur tubuhku, sembari memejamkan mata, aku berdoa untuk dirinya.

Luka batin di hati yang telah tertimbun banyak peristiwa suka maupun duka sangat mudah naik permukaan hanya dengan dipicu oleh ingatan tentang masa lalu.

Terima kasih telah memberikan warna di hidupku yang teramat abu-abu ini. Memang benar, bukan bagaimana hujan akan berakhir tetapi apa yang akan terjadi setelah hujan itu reda. Sebuah pelangi nan indah akan muncul setelahnya.

Karena dirinya adalah pelangiku yang berharga.

|| Fea Tegar Nanda Lukmawan Putra || PBSI C 2023 ||

Hai! Perkenalkan namaku Fea Putra. Kalian bisa panggil aku Tegar. Gemar bercengkrama melalui sastra. Mari bersua maya di Instagram @feaputra. Terima kasih, jangan lupa bersuka cita!

Novel Re: Buah dari Perjalanan Maman Suherman Saat Menyusun Skripsi

Oleh: Luqi Aditya Wahyu Ramadan

Sumber: Gramedia.com

Re: adalah novel yang dikarang oleh Maman Suherman, novel ini terinspirasi dari kisah nyata, di mana dahulu pada masa kuliahnya Maman mengerjakan skripsi yang bertemakan mengenai dunia prostitusi. Maman Suherman adalah alumni Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Kriminologi. Novel yang berisi tidak lebih dari 200 halaman ini adalah janji Maman Suherman kepada Re: yang tercantum di bagian akhir novelnya persisnya pada halaman 153 pada kutipan “Tulis apa adanya, kabarkan tentangku dan tentang duniaku. Agar tak ada lagi kaum ibu yang bernasib sepertiku”. Novel dengan sampul yang sederhana hanya berisi tulisan Re: dibungkus degan warna hitam, bagiku sebagai seorang pembaca novel ini kurang menarik jika dilihat dari covernya. Akan tetapi setelah membaca, novel ini membuatku jatuh cinta pada isinya. Gaya penulisan dengan bahasa yang blak-blakan semakin menarik dan menjadi mudah untuk dipahami isinya.

Novel Re: ditulis dalam penyajian sudut pandang orang pertama, di mana Maman Suherman selaku pelaku menceritakan kembali apa yang ia alami selama ia berada di dunia Re. Re adalah tokoh utama, diceritakan bahwa ia adalah seorang perempuan yang menjadi pelacur lesbian. Istilah pelacur lesbian memiliki arti seorang pekerja seks perempuan yang melayani sesama perempuan. Pada novel ini kita diajak untuk menelusuri sisi gelap dari dunia malam ibu kota pada tahun 80-an yang brutal dan kehidupan PSK yang lekat dengan stigma negatif di masyarakat, tetapi di balik itu semua ternyata terdapat sisi lain yang sangat kompleks. Novel ini layaknya seperti sebuah tayangan reality show, di mana terdapat wawancara dengan narasumber secara langsung dan mengalir begitu saja. Topik yang diangkat menurut saya agak tabu tetapi begitulah faktanya.

Dunia malam, dunia di mana Re: menghuninya memang sesuai dengan yang digembor-gemborkan orang, seperti hedonisme, pemuas nafsu, dan perbuatan yang dilarang agama. Pada novel ini juga menampilkan sisi lain yang tak dihiraukan oleh publik yakni menceritakan bagaimana kehidupan sebenarnya para “aktor dan aktris” yang ternyata banyak yang terjerumus ke dunia malam ini. Bagi saya novel ini dapat menyentuh sisi humanis pembaca pada saat membaca seperti kita diajak untuk ikut berpikir mengenai tentang apa yang akan kita lakukan ketika ada di posisi mereka, misalnya dalam posisi sebagai Re:, Shinta, Chris, atau Mami Lani sendiri. Novel ini membuat saya sering menghela nafas panjang ketika membacanya karena terpaparkan sebuah kenyataan yang begitu sadis bagi saya.

Novel Re: mengangkat tema perempuan dengan teori feminisme. Feminisme adalah sebuah paham yang memperjuangkan kebebasan bagi perempuan untuk tidak dieksploitasi, tidak dimarginalisasi, dan tidak dijadikan objek kekerasan laki – laki (Adaruddin,2020). Sedangkan menurut (Puspita, 2019) feminisme merupakan kajian sosial yang melibatkan kelompok-kelompok perempuan yang tertindas, utamanya tertindas oleh budaya partiarki. Feminisme sangat banyak jenisnya, beberapa yang saya temukan dalam novel Re: di antaranya; feminisme marxis, feminisme radikal, dan feminisme eksistensialis.

Feminisme marxis dalam aspek masyarakat menjelaskan bagaimana kekuatan ekonomi kapital menciptakan suatu sistem operasi kepada kelompok-kelompok subordinat. Perempuan dimasukkan dalam kelompok kelas kedua dikarenakan bagian sistem kapitalis memposisikan kaum laki-laki untuk menduduki posisi pekerja sehingga mendorong perempuan kembali ke ranah domestik dan semakin menegaskan posisi mereka dalam relasi sosial masyarakat (Danadharta, 2019). Feminisme radikal bertumpu pada pandangan bahwa penindasan terhadap perempuan terjadi akibat sistem patriarki (Andestend, 2020). Sedangkan feminisme eksistensialis melihat bahwa untuk menjadi eksis, wanita harus hidup dengan melakukan pilihan-pilihan sulit, dan menjalaninya dengan tanggung jawab, baik atas diri sendiri maupun atas orang lain (Rahman, 2019).

Beberapa bentuk tindakan feminisme tercermin dalam kalimat-kalimat di novel ini, di antaranya; pada kalimat yang terdapat di halaman 88 novel ini, yang isinya “Pernah. Artis. Sering muncul di TV, Banyak senyum. Nggak tahunya pas di kamar aku ditampar. Tidak cuma itu. Tanganku diikat ke tiang ranjang. Begitu juga kaki. Pokoknya, kayak di film-film horor. Aku teriak-teriak kesakitan, tetap aja dia kasar kayak orang kesurupan. Tidak melawan?” Awalnya sih dia minta baik-baik. ‘Saya baru bisa main, baru bisa nafsu, kalau tangan dan kakimu diikat. Saya nggak akan kasar, kok. Begitu mintanya. Aku iya kan aja. Kupikir dia orang terkenal, mana mungkin mau mencelakaiku. Kan, dia sendiri yang telepon Mami. Kalau ada apa-apa denganku, Mami akan segera tahu. Bahaya juga buat dia. “Ternyata Re: salah duga. Setelah kedua tangan dan kaki Re: terikat, sang artis memperlakukannya dengan kasar. Mencengkeram, mencakar, bahkan menggigit sekujur tubuhnya, termasuk di daerah puting”. Kalimat ini adalah bentuk feminisme di mana ini masuk kedalam kelompok feminisme marxis yang menjelaskan bagaimana kekuatan ekonomi kapital menciptakan suatu sistem kelompok subordinat, di mana di sini perempuan masuk ke dalam kelompok kelas kedua dikarenakan kapitalis mempromosikan kaum laki-laki untuk menduduki posisi pekerja sehingga mendorong perempuan kembali ke ranah domestik dan semakin menegaskan posisi mereka dalam relasi sosial masyarakat.

Feminisme marxis lain yang terdapat dalam novel Re: terdapat pada halaman 30 yang isinya “RE: baru mengontakku dua hari kemudian. Kami janjian bertemu di tempat biasa, diskotek di salah satu hotel di daerah Cikini, Jakarta Pusat.” Terdapat kembali pada halaman 32 dengan kalimat “Belum sempat menyeruput kopi yang dihidangkan Mak Siti, Re: sudah berbisik, “Kamu tahu, Sinta dibunuh. Itu bukan kecelakaan. “ Selain itu, terdapat juga di halaman 159 dengan kalimat “Untuk jasa seksual, tarif mereka Rp 325.000 – 360.000 per jam. Dari nilai tersebut, bagian mereka hanya sekitar Rp90.000. Selebihnya untuk biaya macam-macam. Bila dalam sehari ditargetkan melayani minimal 5 orang tamu, maka mereka bisa mengantongi Rp 5 juta per bulan. Tapi tolong dicatat apa yang dialami oleh Re: dan teman-temannya juga mereka alami”. Ketiga contoh tambahan ini masuk kedalam jenis feminisme marxis karena menjelaskan bahwa posisi perempuan di sosial masyarakat masih sangat rendah dikarenakan kekuatan ekonomi kapital yang masih memposisikan kaum laki-laki untuk menduduki posisi pekerja.

Bentuk feminisme selain feminisme marxis di sini yaitu feminisme radikal, dalam novel Re: terdapat feminisme radikal yang tercantum di halaman 86 dengan kalimat yang bunyinya “Di mataku gadis Sunda itu paduan kecantikan Paramitha Rusady dan Desy Ratnasari. Akan tetapi kenapa ia harus bernasib buruk, menjadi pelayan nafsu syahwat orang-orang yang tidak dikenalnya. Padahal dengan paras cantik dan tubuh molek semampai seperti itu, pantasnya ia mebjadi model atau bintang film”. Terdapat contoh lain pada halaman 75 yang dengan kalimat “Meskipun marah dan tidak setuju, Nini hanya bisa menerima apapun keputusan Aki. Ini menunjukan bahwa pengetahuan mengenai feminisme sangat penting sehingga tidak terjadi kesetaraan yang membuat perempuan hanya pasrah”. Kedua contoh ini masuk dalam bentuk feminisme radikal karena bertumpu pada pandangan bahwa penindasan terhadap perempuan terjadi akibat sistem patriaki.

Bentuk feminisme ketiga dalam novel Re: yaitu feminisme eksistensialis, hal ini ditunjukan dengan kalimat pada halaman 88 “Selain dengan Pak Guru, Re juga menjalin cinta monyet dengan teman sekelasnya, anak bupati di kampung halamannya. Tak Cuma berkirim surat dan nonton bioskop bersama, Re dan teman sekelasnya juga berciuman dan melakukan petting. Grepek-grepean seperti di film bokep yang kami tonton bersama teman-teman di kamar dia usai belajar bersama”. Pada halaman 45 berisi kalimat “Sikap Re yang terbuka juga membuatku tidak sungkan untuk berterus terang bahwa sebagian kisah hidupnya akan menjadi bahan skripsiku. Buatku Re bukan lagi sekedar objek penelitian ataupun bahan tulisan tabloid, seperti para perempuan malam yang kutemui sebelumnya, Re: sudah menjadi sahabatku, buku kehidupan bagiku”. Selain kalimat di atas terdapat juga pada halaman 83 novel ini “Belasan juta rupiah hutang gue, dan gue wajib bayar!” suara Re: bergetar mengingat hal itu. Rupanya, wajah elok Re: adalah aset buat Mami untuk kelak diperdagangkan. Dan kata Mami, “Kamu sekarang sudah bisa mulai kerja untuk membayar hutang-hutangmu, dengan melayani perempuan”. Ketiga contoh ini merupakan salah satu jenis feminisme, yaitu feminisme eksistensialis, di mana melihat bahwa untuk menjadi eksis, perempuan harus hidup dengan melakukan pilihan-pilihan sulit, dan menjalaninya dengan tanggung jawab, baik atas diri sendiri maupun atas orang lain.

Kajian feminisme dalam sebuah karya sastra novel tidak hanya ada dalam novel Re: banyak novel-novel yang sudah membahas mengenai hak-hak perempuan dalam hidup. Beberapa di antaranya yaitu; “Bumi Manusia” karya Pramodya Ananta Toer, novel ini masuk dalam idiologi feminis paska kolonal, di mana alirannya didasarkan bahwa pengalaman perempuan di negara bekas jajahan berbeda dengan pengalaman perempuan di luar negara jajahan. selanjutnya ada novel “Nadira” karya Leila S Chudori yang dapat ditinjau menggunakan feminisme aspek biologi di mana laki-laki melihat perempuan dari kecantikan, bentuk tubuh, rambut, jalannya yang lemah, pergaulan seorang perempuan yang dapat memikat laki-laki (Nora, 2023). Selain itu, terdapat pula kajian feminisme dalam novel “Pasung Jiwa” karya Okky Madasari, pada novel ini menceritakan mengenai fenomenologi feminisme di mana fenomena-fenomena yang dialami oleh semua tokoh dalam novel “Pasung Jiwa” menggambarkan bermacam persoalan dalam kehidupan sosial. Pada novel ini tidak semua tokoh menunjukan fenomena feminisme, terdapat tiga tokoh yang mengalami fenomenologi feminisme, tokoh itu adalah Sasana, Jaka Wani, dan tokoh Ibu (Abut, 2018).

Kajian feminisme sudah banyak kita temukan dalam sebuah karya sastra termasuk novel, banyak penulis novel yang bukunya mengkaji mengenai tokoh perempuan. Diskusi mengenai perempuan dalam publik masih sangat asik, hal ini digunakan untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dalam masyarakat. Seperti yang ada dalam novel Re:, dalam surat terakhir hidup Re: yang ditunjukan pada Maman Suherman. Surat itu adalah tulisan Re: yang berisi keinginannya agar Maman menulis semua apa adanya yang terjadi pada Re: dan dunianya supaya tidak ada lagi ibu yang memiliki nasib sepertinya.

|| Luqi Aditya Wahyu Ramadan || PBSI E 2022 ||

Hallo,
Kenalin aku Luqi Aditya Wahyu Ramadan, kalian bisa panggil aku Luqi. “Aku percaya bahwa kita berbeda, kita punya cara masing-masing untuk sampai ke garis finish yang sama”
Salam kenal semuanya, mari berteman denganku di ig @luqiaditya07

Tingkatan UKT Bertambah, Bagaimana Tingkat Kemampuan Mahasiswa?

Oleh: Divisi PSDM

Pada tanggal 25 Maret 2024, melalui surat keputusan yang dibuat, Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) menyetujui adanya penambahan jenjang UKT (Uang Kuliah Tunggal) di Universitas Negeri Yogyakarta. Dengan adanya surat keputusan tersebut UKT yang semula memiliki delapan golongan/kelas, ditambahkan menjadi sepuluh. Pada tahun 2023, UNY menetapkan delapan golongan/kelas UKT bagi program sarjana. Penetapan UKT tersebut mulai diberlakukan bagi mahasiswa baru di tahun 2024 yang disesuaikan dengan program studi masing-masing.

Salah satu hal yang mendasari adanya penambahan jenjang UKT tersebut karena adanya kebijakan baru yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi tentang tarif UKT melalui rapat koordinasi perguruan tinggi negeri. Pada salindia yang ada, terdapat beberapa poin kebijakan salah satunya adalah menambah kelas UKT dibandingkan menaikan UKT. Dalam kebijakan tersebut juga dicantumkan bahwa perlu adanya sosialisasi dengan baik dan tepat, serta berlandaskan Permendikbud No 2 Tahun 2024 serta Kepmendikbudristek No 54/P/2024 yang dilakukan secara bijak dengan mengedepankan empati pada mahasiswa.

Dalam Surat Rektor dengan berlandaskan Permendikbud No.2 Tahun 2024, Bab IV, pasal 10 menyatakan bahwa penetapan tarif UKT mahasiswa dilakukan oleh pemimpin PTN. Pada pasal 18 juga dijelaskan, mahasiswa berhak untuk mengajukan peninjauan kembali dengan beberapa pertimbangan dari universitas, diantaranya melalui verifikasi dan validasi lapangan. Di samping adanya keputusan tersebut, hal ini sangat bertolak belakang dengan citra kampus dan menimbulkan berbagai reaksi dari mahasiswa, mengingat UNY dipandang sebagai kampus yang memiliki UKT cenderung ramah di kantong. Berdasarkan pernyataan dari beberapa mahasiswa UNY, besaran UKT yang ditetapkan kepada mahasiswa-mahasiswa tersebut dinilai belum sesuai dengan kemampuan ekonomi yang dimiliki serta tak semua mahasiswa diberikan keringanan UKT melalui peninjauan tersebut.

Kasus UKT yang tidak sesuai dengan keadaan ekonomi mahasiswa pun pernah terjadi dalam lingkungan civitas akademik ini. Pada tahun 2023, dalam media sosial beredar informasi adanya mahasiswa UNY yang tidak dapat membayar UKT dikarenakan kesulitan ekonomi hingga mahasiswa tersebut meninggal dunia. Penyebab meninggalnya mahasiswa tersebut diduga kelelahan bekerja untuk membayar UKT. Pada dasarnya peningkatan kelas UKT merupakan hal yang lumrah. Akan tetapi jika ditelisik lebih lanjut, pemberian UKT terhadap para mahasiswa sering kali tidak tepat sasaran. Seperti pada hasil wawancara yang telah kami lakukan kepada I, calon mahasiswa baru program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2024 yang mendapatkan jumlah UKT tinggi.

Dalam keterangannya, I mengaku bahwa dirinya mendapatkan UKT dengan berkisar 6 juta. Saat kami tanyai terkait UKT yang didapatinya apakah memberatkan untuknya, I merasa bahwa UKT dengan jumlah tersebut tidak terlalu memberatkan dirinya, namun ia juga menambahkan apabila UKT tersebut dapat diturunkan maka akan lebih meringankannya. I juga memberi jawaban tentang apakah ada di antara teman-temannya yang mengeluhkan hal sama terkait UKT yang didapatkan mereka itu dirasa memberatkan. Ia menjawab bahwa ada pula temannya yang mendapatkan UKT sebesar kurang lebih 4 juta rupiah dan mengeluh bahwa jumlah tersebut termasuk dalam kategori jumlah kisaran UKT yang tinggi.

I juga memberikan pendapatnya terhadap apa upaya dari pihak kampus dalam menangani permasalahan UKT agar mahasiswa merasa tidak kesulitan. Ia mengatakan bahwa pihak kampus hendaknya melakukan peninjauan kembali dalam menentukan besaran UKT yang akan disebarkan kepada para mahasiswa karena masih banyak calon mahasiswa yang merasa keberatan dengan besaran UKT yang sudah ditentukan oleh pihak kampus. Besaran UKT yang sudah dipatok oleh pihak kampus mungkin masih terasa terlalu tinggi untuk beberapa orang. Apabila bisa diringankan maka akan sangat membantu bagi para mahasiswa.

Selain hasil wawancara kepada calon mahasiswa baru, kami juga menanyai hal terkait UKT pula kepada salah satu mahasiswa angkatan 2023. Tanggapan yang diberikan kurang lebih sama namun ada beberapa hal menonjol yang dapat memperkuat alasan bahwa sebaran UKT kepada mahasiswa memang kurang tepat sasaran. Salah satunya keterkaitan dalam aspek ekonomi.

Menurutnya kondisi ekonomi tiap orang dapat menjadi faktor utama bagi para mahasiswa. Bagi beberapa orang hal tersebut mungkin dianggap sepele, namun bagi orang dengan kondisi ekonomi keluarganya yang kurang, hal tersebut dapat memberikan dampak yang besar. Apalagi jika tidak memiliki penghasilan tambahan selain dari orang tua, contohnya tidak terdaftar menjadi penerima beasiswa. Sehingga kebutuhan-kebutuhan di luar akademiknya juga sangat banyak.

Melihat dari hasil jawaban di atas dapat kita simpulkan bahwa penyebaran besaran UKT kepada mahasiswa dirasa kurang tepat sasaran. Beberapa mahasiswa memang ada yang tidak keberatan walau dirinya mendapatkan besaran UKT tinggi, namun ada juga mahasiswa lain yang merasa keberatan dengan besaran UKT yang didapatinya. Faktor ekonomi juga mendasari adanya keluhan dalam besaran UKT yang didapatkan oleh mahasiswa. Upaya seperti peninjauan kembali terkait besaran UKT oleh pihak kampus tentu akan sangat membantu bagi calon mahasiswa.

Sajak-Sajak yang Mati Rasa

Oleh: Tiskaza

Sumber: Pinterest

Di halaman-halaman kertas putih,
Sajak-sajak yang mati rasa terbaring,
Kata-kata yang terdiam dalam kehampaan,
Mengalir tanpa getar, tanpa nyala.
Mereka adalah angin sepi di padang gurun,
Hanya melambai-lambai dalam kesunyian,
Hati-hati terpaku dalam kekakuan,
Sajak-sajak itu hanyalah bayangan.
Mereka mencoba menyentuh, tetapi tak ada sentuhan.
Hanya dingin yang teraba diujung jari,
Dalam hampa, mereka mengembara tanpa arah
Seperti burung yang kehilangan sang surya.
Kesedihan terpendam dalam baris-baris kosong,
Cerita yang tak tersampaikan dalam bait-bait sunyi.
Sajak-sajak yang mati rasa merayakan kehilangan,
Dalam gelapnya keabadian, tanpa harapan.

|| Tiska Septiyani Zahra || PBSI C 2023 ||

Hii semuanya!!!

Kenalin aku Tiska Septiyani Zahra kalian bisa panggil aku Tiska yah!!! bukan Tizka😠
Seperti peribahasa, “Sedikit bicara banyak bekerja”, saya lebih suka menunjukkan kemampuan saya daripada membual. Tapi, kalau diajak ngobrol, saya juga seru kok!
Oh iya, sesuai dengan pepatah “tak kenal maka tak sayang”, kenalan yuk! Kalian bisa follow ig aku @tiskazah

Jangan lupa follow salam sehat dan semangat!

KRITIK SASTRA: PUISI CAP PISTOL ORANG TUA KARYA PIDI BAIQ

Oleh: Deviokti Trihastuti

Dalam perjalanan zaman yang terus berubah, peran orang tua dalam membimbing anak-anak mereka menjadi semakin penting. Namun, realitas di lapangan seringkali tidak sesuai dengan harapan. Banyak orang tua terjebak dalam kesibukan dan tekanan hidup yang membuat mereka kehilangan kesempatan untuk benar-benar terlibat secara aktif dalam kehidupan anak-anak mereka. KPUISI Cap Pistol Orang Tua adalah sebuah puisi yang menyentuh masalah ini dengan cara yang mendalam dan menggugah.

KPUISI “Cap Pistol Orang Tua”, sebuah buku kumpulan puisi karya Pidi Baiq yang ditulisnya semasa SMA, menawarkan petualangan unik bagi para pembacanya. Di balik judulnya yang nyentrik dan jenaka, terhampar kumpulan puisi penuh rasa cinta, kegelisahan, dan kepolosan khas remaja. Puisi-puisinya tersusun rapi dalam empat babak, melambangkan perjalanan sang penyair dalam menapaki masa SMA. Babak pertama, perkenalan, membawa kita pada masa orientasi sekolah, penuh rasa canggung dan penasaran. Babak kedua, cinta, menjadi inti buku ini, di mana Pidi Baiq menuangkan perasaannya dengan gaya yang unik dan menggemaskan. Gaya bahasanya yang sederhana dan lugas menjadi daya tarik utama buku ini. Pidi Baiq menggunakan kata-kata sehari-hari dengan sentuhan jenaka dan absurd, menciptakan puisi yang mudah dipahami namun tetap kaya makna. KPUISI “Cap Pistol Orang Tua” bukan hanya kumpulan puisi biasa. Buku ini adalah jendela untuk melihat dunia remaja dengan segala kerumitan dan keindahannya. Kita diajak untuk menyelami perasaan cinta yang polos, kegelisahan dalam menghadapi masa depan, dan pencarian jati diri.

Buku ini cocok dibaca oleh semua kalangan, terutama bagi mereka yang ingin merasakan kembali nostalgia masa remaja. Bagi para remaja, buku ini dapat menjadi cerminan diri dan sumber inspirasi dalam mengekspresikan perasaan mereka. Puisi ini dengan cermat menggambarkan bagaimana perhatian orang tua terhadap anak-anak mereka semakin tereduksi oleh berbagai faktor eksternal seperti pekerjaan yang membebani, tekanan sosial, dan perubahan gaya hidup. Bahkan, kehadiran teknologi yang semakin merajalela turut menciptakan kesenjangan antara generasi orang tua dan anak. Sentuhan pribadi yang seharusnya menjadi inti dari hubungan orang tua-anak semakin terpinggirkan oleh layar-layar gadget yang menjebak anak-anak dalam dunia maya. Namun, di tengah keadaan yang demikian, puisi ini juga menawarkan harapan. Dalam bait-bait yang dipilih dengan hati-hati, penulis menegaskan bahwa hubungan antara orang tua dan anak-anak masih memiliki potensi untuk direstorasi. Meskipun senapan pistol metaforis orang tua tampaknya telah kehilangan kekuatannya, masih ada ruang untuk memperbaiki dan menguatkan kembali ikatan yang lemah ini. Kembali kepada nilai-nilai sederhana seperti kehadiran fisik dan interaksi yang penuh makna dapat membuka jalan menuju rekonsiliasi antara generasi yang terpisah oleh kesibukan dan teknologi.

Puisi “Cap Pistol Orang Tua” bukan hanya sekedar karya sastra yang merenungkan keadaan sosial. Lebih dari itu, ia adalah sebuah panggilan untuk generasi muda untuk lebih peduli terhadap hubungan mereka dengan rasa pada hati mereka, kumpulan puisi yang merepresentasikan suara remaja dengan gaya bahasa yang unik dan jenaka. Meskipun populer dan digemari banyak orang, buku ini tidak luput dari kritik sastra. Salah satu kritik yang sering dilontarkan adalah kesederhanaan bahasanya. Bagi beberapa kritikus, gaya bahasa Pidi Baiq yang terkesan polos dan lugas dianggap kurang puitis dan tidak memiliki kedalaman makna. Penggunaan kata-kata sehari-hari yang sering diulang dianggap monoton dan kurang memberikan estetika bahasa. Kritik lain tertuju pada tema puisinya yang terkesan repetitif. Banyak puisi yang membahas tentang cinta dan kegelisahan remaja dengan cara yang kurang variatif. Hal ini dapat membuat pembaca merasa bosan dan kurang tertantang.

Namun, di balik kritik-kritik tersebut, KPUISI “Cap Pistol Orang Tua” tetap memiliki nilai dan kekuatannya sendiri. Keunikan gaya bahasa Pidi Baiq justru menjadi daya tarik utama buku ini. Puisi-puisinya mudah dipahami dan relatable bagi para remaja, sehingga mampu menjembatani kesenjangan antara sastra dan kehidupan sehari-hari.

Pidi Baiq menggunakan gaya bahasa yang sederhana dan lugas, dengan diksi yang sering kali diambil dari bahasa sehari-hari. Hal ini menciptakan puisi yang mudah dipahami dan relatable bagi para pembacanya, terutama remaja. Namun, kesederhanaan ini juga menjadi salah satu poin kritik terhadap buku ini. Beberapa kritikus berpendapat bahwa gaya bahasa Pidi Baiq kurang puitis dan tidak memiliki kedalaman makna. Penggunaan kata-kata yang repetitif dan struktur puisi yang terkesan monoton dianggap kurang memberikan estetika bahasa. Tema utama dalam KPUISI “Cap Pistol Orang Tua” adalah cinta dan kegelisahan remaja. Pidi Baiq menggambarkan berbagai perasaan dan pengalaman masa remaja dengan penuh humor dan kepolosan. Namun, kritikus juga menyoroti repetisi tema dalam buku ini. Banyak puisi yang membahas tentang cinta dengan cara yang kurang variatif, sehingga dapat membuat pembaca merasa bosan dan kurang tertantang.

Terlepas dari kritik yang ada, KPUISI “Cap Pistol Orang Tua” tetap memiliki nilai dan kekuatannya sendiri. Keunikan gaya bahasa Pidi Baiq menjadi daya tarik utama buku ini. Puisi-puisinya mudah dipahami dan relatable bagi para remaja, sehingga mampu menjembatani kesenjangan antara sastra dan kehidupan sehari-hari. Keberhasilan Pidi Baiq terletak pada kemampuannya untuk menangkap esensi masa remaja dengan penuh humor dan kepolosan. Puisi-puisinya menghadirkan nostalgia dan refleksi tentang masa muda yang penuh dengan cinta, persahabatan, dan pencarian jati diri.

KPUISI “Cap Pistol Orang Tua” bukan hanya kumpulan puisi biasa. Buku ini adalah sebuah cerminan realitas kehidupan remaja dengan segala kompleksitas dan keindahannya. Buku ini mengajak para pembacanya untuk menyelami perasaan cinta yang polos, kegelisahan dalam menghadapi masa depan, dan pencarian jati diri.

Dibahas dari sudut pandang umum di sini essay dibuat juga menurut sudut pandang penulis. Kumpulan puisi ini memang sangat identik bagi remaja seluruh isi dalam buku ini menjelaskan perasaan cinta masa remaja di lingkungan SMA. Terdapat ketertarikan tersendiri dalam membacanya apalagi terdapat karakter gambar alami yang dibuat secara natural dalam buku ini menjadikan sebuah kekhasan pada isi buku ini terdapat banyak karakter dan di setiap judul terdapat gambar karakter masing-masing menjadikan pembaca tidak hanya penasaran dengan judul maupun isinya namun juga merasa tertarik dengan gambar apa selanjutnya dalam halaman per halaman.

Dalam gambar 1.2 ini memperlihatkan pada judul terdapat karakter sesuai dengan suasana pada puisi itu dan pada sebelah kiri halaman terdapat akhir puisi yang diberiki karakter, menurut penulis ini menjadi sebuah kekhasan yang dibangun penulis buku untuk memberikan keunggulan pada Kumpulan puisi ini.

Pada tugas pertama menjelaskan tentang cinta menurut psikologis pada tema cinta di kumpulan buku ini. Dalam segi psikologis isi dalam puisi ini memiliki kesinggungan yang normal dan berkaitan. Dari segi psikologis dijelaskan tema cinta ini menjadi beberapa yaitu: Suka Vs Cinta, Kasih Sayang Vs Gairah, Roda Warna tentang Cinta, dan Segitiga tentang Cinta.

Keunikan Pidi Baiq juga terletak pada kemampuannya menjembatani kesenjangan antara sastra dan keseharian. Puisinya mudah dipahami, membuat mereka yang tak terbiasa dengan dunia sastra pun bisa menikmatinya. Saya sebagai penulis menikmati buku ini dikarenakan saya yang pernah merasakan masa SMA dan penulis juga seorang remaja menjadikan emosional dan dalam membaca suasananya dapat dirasa dan dibangun. Setiap tema cinta yang dibangun selalu dapat dibayangkan dengan bahasa yang muda dipahami dan itu akan menjadi lebih terbangun jika seorang remaja yang membaca karena masa-masa indah mereka diharapkan di situ.

Penulis tertarik dengan kumpulan puisi ini pada judul PETA, PETA ini judul favorit penulis yang mana juga dianalisis pada tugas sebelumnya pada tugas dua di mana dikaitkan dengan teori psikologis pada tema puisi ini. Gambar khas yang tidak dapat dibayangkan secara nalar oleh penulis menjadikan keunikan dan sulit ditebak, gambar akan sulit ditebak jika tidak membaca isi puisi itu, ternyata gambar itu adalah telur, kalimat kedua menjadikan sebuah keambiguan namun dapat ditangkap jika membaca keseluruhan isi puisi yang berjudul PETA ini. Menceritakan kasih sayang yang tak kunjung usai memiliki peta atau cara memasuki perasaan orang. Menjelaskan tempat dan tanggal pada puisi itu menjadikan kesan makna yang didokumentasikan terarsipkan.

KPUISI “Cap Pistol Orang Tua” bukan hanya kumpulan puisi biasa. Buku ini adalah sebuah cerminan realitas kehidupan remaja dengan segala kompleksitas dan keindahannya. Buku ini mengajak para pembacanya untuk menyelami perasaan cinta yang polos, kegelisahan dalam menghadapi masa depan, dan pencarian jati diri. Bagi para remaja yang ingin merasakan kembali nostalgia masa muda, ini merupakan buku yang wajib dibaca. Bagi para penikmat sastra, buku ini menawarkan perspektif baru dan menarik tentang dunia remaja menjadi yang akan terus dibicarakan dan diingat. Ia adalah bukti bahwa sastra dapat hadir dengan cara yang sederhana dan relatable, tanpa kehilangan makna dan keindahannya.

|| Deviokti Trihastuti || PBSI E 2022 ||

Hi-!!. Perkenalkan namaku Deviokti T. Biasa dipanggil Devio bukan Devi O !.
Tidak mau berkenal jelas terus menerus kalo mau ya pinjam dulu seratus… kalo mau minjemin mampir di instagramku segala jepretanku indah makna b a g i k u.
@dvvoktt terima kasih salam sehat salam santun.

Resensi Film: Cassiopeia

Oleh: Marhansyah Anugrah Kurniawan

Sumber: https://asianwiki.com

Identitas Film
• Judul Film : Cassiopeia
• Judul Hangul : 카시오페아
• Penulis : Shin Youn-Shick, Jo Yoo- Jin
• Sutradara : Shin Youn-Shick
• Pemain : Seo Hyun-Jin, Ahn Sung-Ki
Joo Ye-Rim
• Tanggal Rilis : 1, Juni 2022
• Durasi : 102 menit
• Platform : VIU, Vidio, Catchplay+
• Bahasa : Korea
• Asal Negara : Korea Selatan
• Genre : Melodrama, Family

Sinopsis
Cassiopeia adalah film asal Korea Selatan yang ditulis oleh Shin Youn-Shick dan Jo Yoo-Jin. Film ini disutradarai juga oleh Shin Youn-Shick selaku penulis. Film ini memiliki genre melodrama serta memiliki alur yang lambat. Penulis Shin Youn-Shick dan Yoo-Jin mengangkat penyakit Alzheimer sebagai permasalahan pokok dalam film ini. Penyakit Alzheimer adalah sebuah penyakit otak yang akan memicu penurunan daya ingat, menurunnya kemampuan berpikir dan berbicara, serta perubahan perilaku. Penyakit Alzheimer dapat memburuk seiring waktu yang berakibat membuat penderitanya tidak lagi mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Penulis film menjelaskan secara realistis bahwa penyakit Alzheimer layaknya kanker dapat berkembang seiring berjalannya waktu dan mempengaruhi beberapa fungsi otak dari tahap awal hingga parah. Penyakit Alzheimer umumnya terjadi pada usia lanjut sekitar usia 60 Tahun keatas. Film ini memiliki keunikan tersendiri yaitu pasien yang mengalami Alzheimer adalah tokoh perempuan yang masih berusia sangat muda. Penulis ingin mengangkat bahwa penyakit Alzheimer ini bisa terjadi pada usia dini.


Film Cassiopeia ini akan terfokus pada tokoh perempuan bernama Soo-Jin yang diperankan oleh Seo Hyun-Jin. Soo-Jin adalah seseorang yang kurang kasih sayang dari orang tuanya sejak kecil. Hal tersebut membuat Soo-Jin memiliki perilaku yang keras kepala dan pemarah. Soo-Jin dalam hidupnya berusaha untuk menjadi yang sempurna baik dalam kesehariannya di rumah maupun di tempat ia bekerja. Soo-Jin bekerja sebagai pengacara di sebuah firma hukum. Soo-Jin diceritakan telah menikah dan sekarang telah bercerai. Mantan suaminya kini menetap dan bekerja di Amerika. Soo-jin dan sang mantan suami telah dikaruniai anak perempuan bernama Ji-Na yang diperankan oleh Joo Ye-Rim.


Pada awal film dikisahkan bahwa Soo-Jin mencari-cari anaknya bahkan sampai menelepon ayahnya. Ayah Soo-Jin bernama In-Woo yang diperankan oleh Ahn Sung-Ki. Soo-Jin berhasil menemukan Ji-Na yang ternyata hanya bersembunyi di dalam tenda rumah-rumahan. So-Jin kemudian mengikuti Ji-Na yang berada di dalam tenda dan memandangi hiasan bintang-bintang. Soo-Jin pun berbicara kepada anaknya bahwa Ji-Na akan ke Amerika untuk ikut tinggal bersama ayahnya. Keesokan harinya karena Soo-Jin menitipkan anaknya kepada ayahnya karena harus pergi bekerja namun, sepulang kerja Soo-Jin memarahi ayahnya karena tidak melakukan hal yang disuruhnya. Hal itu menimbulkan Ji-Na marah dan mendiamkan ibunya tersebut. Selang waktu mereka akhirnya berbaikan dan mendaki gunung bersama. Disanalah mereka melihat rasi bintang Cassiopeia yang dipercaya sebagai penunjuk arah seseorang yang tersesat.


Selang hari tragedi yang tidak menyenangkan terjadi yaitu Soo-Jin kecelakaan karena mengira dirinya lupa mengantar Ji-Na ke bandara padahal menurut ayahnya Ji-Na sudah diantarkannya ke bandara. Dokter dari CT Scan kepala Soo-Jin menemukan fakta mengejutkan bahwa sebenarnya Soo-Jin mengalami Alzheimer dini. Soo-Jin sempat tidak percaya tetapi lambat laun penyakitnya semakin parah. Ayahnya merawatnya dan membawanya berobat khusus penyakit Alzheimer yang di dalamnya rata-rata sudah usia lanjut hanya anaknya saja yang masih muda. Ayahnya terus merawatnya dengan sabar bahkan saat Soo-Jin sudah tidak bisa beraktivitas normal bahkan buang air kecil dan besar saja sudah tidak bisa. Ayahnya juga merahasiakan dari Ji-Na karena dilarang oleh Soo-Jin untuk memberitahu penyakitnya.


Suatu ketika ayah Soo-Jin mengajarkannya untuk berani bilang tidak mau. Hal itu bisa terlaksana saat Soo-Jin akan dilecehkan sehingga perbuatan tercela itu bisa dihindarinya. Hal tidak baik justru terjadi pada ayahnya karena mengalami kecelakaan. Karena ingatan Soo-Jin hilang dirinya pergi sampai ke gunung. Sebuah peristiwa mengejutkan terjadi Soo-Jin bertemu dengan Ji-Na . Ji-Na menangis di pelukan ibunya dengan pakaian ibunya yang kotor. Ji-Na telah mengetahui bahwa mamanya sakit. Film ini ditutup dengan ending Ji-Na memeluk erat mamanya.

Kelebihan
Film Cassiopeia memiliki kelebihan terutama pada jalan cerita yang ditulis oleh penulis sangat bagus. Cassiopeia memiliki jalan cerita yang realistis namun unik yaitu tentang penyakit Alzheimer yang menyerang usia muda. Kisah seorang penderita Alzheimer yang dihadirkan di film ini realistis dimulai dari tahap awal sang pasien mulai lupa hal-hal sepele dan ringan hingga sampai ke tahap parah yaitu pasiennya sudah melupakan isi memori di kepalanya serta tidak bisa lagi bisa beraktivitas layaknya orang normal. Film ini juga memuat nilai parenting yaitu selalu memberikan pandangan kasih sayang orang tua kepada anaknya. Seburuk-buruknya kondisi anak adalah anaknya dan haruslah dirawat sebaik-baiknya.


Film Cassiopeia ini juga menyisipkan sedikit unsur komedi agar penonton tidak bosan. Penonton akan dapat dibuat menangis saat menonton film ini karena akan ikut merasakan sakit seperti yang dialami tokoh utama di setiap scenenya. Sinematografi dan pengambilan gambar yang dilakukan pada film ini sangat bagus. Backsound Musik yang digunakan juga sangat sesuai dengan judul dan jalan cerita film.

Kekurangan
Kekurangan film ini adalah tidak dijelaskan kelanjutan setelah Ji-Na bertemu dengan mamanya. Hal ini kemudian memantik penasaran penonton apakah Ji-Na dan mantan suami So-Jin akan merawat Soo-Jin. Film ini juga kurang menjelaskan kehidupan Soo-Jin sebagai seorang pengacara. Dalam film hanya dijelaskan saat Soo-Jin mengundurkan diri saja. Film ini juga tidak menjelaskan alasan kenapa Soo-Jin bercerai dengan suaminya.

Simpulan
Film ini sangat bagus menurut saya terlepas dari kekurangan yang dimiliki. Film ini dapat membuat merasakan kesedihan seorang pasien Alzheimer yang usianya masih muda. Film ini akan membuat anda menangis, tertawa dan merasakan kehangatan akan kehadiran keluarga Saya merekomendasikan film ini apabila anda sedang mencari tontonan di waktu luang sebagai hiburan. Nilai saya terhadap film ini dari satu sampai sepuluh saya memberikan angka 8,5 untuk film ini.

|| Marhansyah Anugrah Kurniawan || PBSI A 2022

Hallo perkenalkan namaku Marhansyah Anugrah Kurniawan. Kalian bisa panggil aku Marhan. Aku mempunyai hobi menonton berbagai genre film dan series. Mari berdiskusi dan berbagai rekomendasi tontonan di instagram @marhansyah_ .
Thank You Have A Nice Day